Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI REMAJA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI REMAJA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 September 2019

SEKOLAH OK NGAJI OK !


Sobat muslim, ngomong-ngomong soal sekolah dan pengajian, jujur saya seneng banget ngeliat maraknya pengajian di sekolah umum. Maklum, udah banyak orang ngasih label kalo sekolah umum tuh identik banget dengan mereka yang kayaknya rada-rada menomor-dua-kan aktivitas nyari ilmu agama ini. Sebab, biasanya di sekolah umum siswanya lebih fokus dengan pelajaran yang umum juga. Tapi sekarang, harap disingkirkan anggapan itu dari memori di pikiranmu. Terus di kotak ‘recyle bin’ di otakmu di-empty pula. Biar bener-bener ilang! Why? ... Banyak lho kegiatan dan simbol-simbol Islam di sekolah-sekolah umum. Salah satunya Jilbab banyak yang pake! Alhamdulillah. Semoga nanti tambah semarak. Apalagi sekarang sudah banyak yang kenal Panji Rasulullah. Apa itu ? "Ar royah dan Al Liwa." wuiih...Allahu Akbar!!...

Selama ini, ada anggapan bahwa ngaji dan sekolah memang dua aktivitas yang seolah kudu dipisahkan. Ada yang bilang kalo kita fokus mikirin ilmu agama dibilangnya menggeluti ilmu akhirat, dan kalo kita ngulik nyari ilmu umum, identik banget dengan ilmu dunia. Benarkah? Ya nggak lah. Pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum ini akibat ketidaktahuan kita tentang hakikat ilmu itu sendiri, atau boleh jadi pikiran kita udah ketularan penyakit sekuler. Apa kamu udah ngerti dengan istilah ini?. Yup ..., sekularisme adalah paham tentang pemisahan agama dari kehidupan. Pendek kata, kalo ibadah mahdhoh aturannya dari Allah, tapi kalo muamalah aturan yang dipake adalah suka-suka hawa nafsu kita, bahkan bebas ngikutin rule of the game dari Barat atau ajaran lain yang tidak saja bertentangan, tapi juga menentang Islam. Walah, itu celaka banget euy kalo diamalkan!

Jangan kaget juga dong kalo akhirnya sekolah pun terbelah jadi dua, ada sekolah Umum dan sekolah Agama. Kesannya jadi benar-benar dipisahkan. Ujungnya kita jadi saling ngandelin en bikin semacam kavling. Kalo minat kita kepada ilmu agama lebih besar ketimbang ilmu umum, maka disarankan untuk menempuh pendidikan di sekolah berbasis agama, atau dijebloskan ke pesantren. Sebaliknya, jika minat kepada ilmu umumnya tinggi, maka kita kudu sekolah dengan jalur yang udah dibuat, ya di sekolah umum dong. Hasilnya, kita melihat sesuatu yang njomplang. Ada yang oke ilmu agamanya, ternyata jeblok ilmu umumnya. Dan begitupun sebaliknya. Hadehh...

Itu sebabnya, ketika banyak kegiatan keislaman di sekolah umum, para guru dan ortu banyak yang mewanti-wanti bahwa kegiatan semacam itu bisa mengganggu konsentrasi belajar. Akibatnya, entah dengan rumus utak-atik ala judi togel atau emang filsafat asal-asalan, maka keluarlah narasi yang ajaib: “Tingginya frekuensi aktivitas pengajian, maka energi yang dihasilkannya itu akan menggeser keseimbangan gerak hingga melemahkan prestasi sekolah.” Koplak, Asal banget!

Aktif ngaji, prestasi sekolah oke? Banyak juga kok. Aktif ngaji, prestasi sekolah jeblok? Ehm..ada juga tuh. Nggak ngaji, prestasi sekolah oke? Hmm.. nggak sedikit yang sukses. Nggak ngaji, nggak sekolah? Banyak juga tuh… para ‘gelandangan’ berseragam. Maksudnya dari rumah bilang ke ortunya pergi ke sekolah dan pake seragam sekolah. Eh di tengah jalan malah nongkrong bareng ‘saudara satu botolnya’ sambil teler atau main game, mereka nggak pergi ke sekolah apalagi ngaji. Parah !! Nah...kalo kamu pingin jadi orang yang berprestasi berguna bagi bangsa negara agama dan keluarga, sukses meniti ridla Allah berakhlaq mulia jadi teladan bagi sesama dan yang pasti bakal masuk SurgaNya?...jawabannya dah tahu khan?!...Yup benar, sekolah plus ngaji!

Bener nggak sih kalo kita aktif ngaji bakalan bikin jeblok prestasi sekolah? Nggak juga tuh. Faktanya banyak juga yang berotak encer alias pinter tetap aktif ngaji. Malah pernah nemuin tuh ada yang aktivis Rohis sekaligus ketua Osis. Keren nggak sih? Ya iyalah, pantas aja dia begitu karena dia bisa memposisikan diri bahwa pelajaran akademik harus bisa diraih, tanpa perlu kehilangan kesempatan mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran Islam sebagai agamanya. Sip deh!

Sobat muslim, kalo pun kemudian ada omongan-omongan yang bernada sinis dan nyindir, bahwa aktivis rohis atau anak pengajian nggak mungkin berprestasi di sekolah, kamu harus bisa menjawabnya dengan pembuktian prestasi di keduanya. Aktif ngaji, tetapi juga jadi juara umum. Wow, jadi tantangan memang. Tetapi, insya Allah bisa kamu buktikan kok. Terus berusaha, jangan lupa berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT.

Sobat Muslim, kita juga nggak menutup mata, bahwa ada juga anak ngaji yang prestasi sekolahnya ternyata jeblok. Ini ada banyak kemungkinan. Ada yang emang dasarnya udah ngepas banget, ada juga yang emang nggak bisa bagi-bagi waktu, tak sedikit yang malas. Hehehe…

Meski demikian, tentu saja jangan pernah menyalahkan aktivitas kebaikan, misalnya ada aktivis rohis yang nilai-nilai sekolahnya jeblok, lantas dia menyalahkan aktivitas ngaji yang dia lakukan. Ini bahaya, nanti bisa jadi aktivitas ngajinya selama ini jadi terbilang nggak ikhlas and bisa nggak berpahala. Mungkin, bisa instrokpeksi, bisa jadi ini karena kelalaian ngatur dan nge_jadwal waktu yang nggak efektif.

Sobat Muslim, ngaji dan sekolah adalah dua kegiatan yang kudu sama-sama kita lakuin. Nggak ada alasan untuk memilih salah satu di antara aktivitas tersebut. Jangan sampe karena kamu aktif ngaji, terus keleleran ngatur jadwal sekolah or kuliah, akhirnya malah mengabaikan sekolah or kuliahmu. Itu sih nggak bener atuh.

Sering Diskriminatif

Hmm… praktik diskriminatif ternyata menimpa juga anak ngaji lho. Bener!!. Mereka yang ngaji selalu aja dicurigai. Setiap gerak langkahnya nyaris senatiasa diawasi. Akibatnya, mereka yang aktif ngaji jadi nggak nyaman karena selalu dimata-matai intelijen sekolahan. Udah gitu, nggak sedikit pihak sekolah suka menerapkan standar ganda. Mereka yang ngaji dan berprestasi ditanggapi biasa aja. Padahal sebelumnya, pihak sekolah sering mewanti-wanti, bahwa aktif ngaji berbanding lurus dengan jebloknya prestasi sekolah. Ketika dibuktikan dengan prestasi sekolah, ternyata nggak mengubah imej buruk sebelumnya. Aneh kan? Nggak fair banget jadinya kalo gitu ... Imej biarlah imej. Sebuah imej bisa berubah kalo kalian yang ngaji dan berprestasi semakin banyak. Dulu jaman 60-an juga gitu kok, orang lebih suka konde daripada kerudung apalagi Jilbab Syar'i. Now...kebalik lho orang jadi aneh kalo pake konde. Tull nggak ?!...Kamu yang akhwat pake jilbab kan ?! kalo nggak, Anehh!!...hehe

Oke deh, tetep aktif ngaji, bagi waktu yang benar, atur jadwal yang serapi mungkin biar bisa klop dengan kegiatan belajarmu di sekolah or kuliah, supaya bisa menghapus imej yang menyebutkan bahwa rajin ngaji dan dakwah bisa menghalangi prestasi belajar. Ribuan Ilmuwan Islam patut jadi teladan kita. Sekadar menyebut nama, dari ribuan ilmuwan kebanggaan Islam itu ada Ibnu Sina sang pakar kedokteran yang juga ulama, Imam Abu Hanifah yang pakar fiqih dan juga ahli kimia, Ibnu Rusyd adalah filosof, dokter, dan ahli fikih Andalusia.

Mulai sekarang kamu kudu serius, total, dan optimis dalam dakwah dan belajar. Luruskan niat, maksimalkan ikhtiar dan biarkan Allah SWT. sajalah yang menyempurnakannya. Semangat!...Sekolah YESSS!! ngaji YESSS!![irawan]



Rabu, 18 September 2019

BERDAKWAH DI DUNIA MAYA


Bro en Sis, di jaman serba canggih ini, dakwah bisa disampaikan dengan banyak cara. Bahkan dirasa cukup efektif juga lewat dunia maya. Meski sebagai penunjang, tapi efeknya bisa sangat dahsyat. Apalagi kini internet jadi ‘makanan’ sehari-hari bagi penduduk kota hingga pelosok desa. Cobalah!

Saya ingin ngajak kamu semua untuk memanfaatkan teknologi itu dalam menunjang dakwah kita. Sebab, dakwah itu sendiri kan artinya menyampaikan. Nah, sarana untuk menyampaikannya bisa dengan lisan, bisa juga dengan tulisan. Dakwah via tulisan, bisa dengan memanfaatkan media sosial, bisa via e-mail atau sms-an aja (maklum hp jadul...upss), dan tentunya bisa juga dengan menampilkan tulisan kita di website. Pembacanya, tentu para pengunjung website (bukan pengunjung dukun, halah, lebay!).

Nggak usah khawatir, sekarang internet udah jadi kebutuhan harian sebagian besar masyarakat. Sehingga mereka akan senantiasa mencari informasi apa pun dari internet. Saat ini, jutaan website dan blog udah wara-wiri di dunia maya. Menawarkan banyak gagasan dan ide. Termasuk menampilkan ragam foto. Banyak website dan blog yang menjadi penyambung kemaksiatan dan kejahatan, tapi nggak sedikit juga website yang menyampaikan hal yang bermanfaat untuk kehidupan dan juga menyampaikan dakwah Islam. Percayalah.

Kalo pengen bukti, silakan geber mesin pencari (search engine) untuk mencari website berisi informasi Islam. Insya Allah banyak. Salah satunya nih ya website yang kamu baca (Annajah Milenia...halahh promo nich..hehe). Ada yang memang komersial seperti situs berita Islam, tapi banyak juga informasi Islam yang dipajang di situs pribadi dan bebas iklan. Semuanya bisa diakses. Artinya, kalo kita majang pesan-pesan dakwah di website, insya Allah akan dibaca banyak orang. Nah, siapa tahu informasi dakwah yang kita tampilkan di website tersebut akan bermanfaat dan bukan tak mungkin pula jika kemudian menyadarkan orang untuk gemar berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan. Oke nggak sih kalo kayak gitu? So, ayo berlomba nampilin tulisan di website dan blog. Kita manfaatkan teknologi internet ini. Semangat!

Membuat blog sendiri

Kalo kamu cukup punya keahlian membuat website, nggak ada salahnya juga bikin website sendiri. Apalagi sekarang beli domain dan biaya hosting (sewa servernya untuk nyimpen data kita) relatif murah. Jadi tunggu apa lagi?

Oya, kalo merasa ribet untuk beli domain dan bayar hosting, nggak usah keder, karena banyak juga situs yang nyediain blog gratisan buat kita. Tentu ada plus-minusnya. Tapi buat kamu yang pengen ngejajal keahlian bikin blog, nggak ada salahnya dicoba yang gratisan terlebih dahulu. Apalagi kini banyak situs yang nyediain website tanpa perlu keahlian kita di bidang website. Kalo udah merasa mantap dan pengen nyoba yang lebih keren dan lebih puas, bolehlah nyewa server khusus dan punya domain yang bagus sesuai keinginan kita. Kalo mo bikin blog gratisan nih.. (contoh: www.annajahmilenia.blogspot.com ... hehe ngasih contohnya nggak jauh-jauh ya).

Sobat muda muslim, untuk teknis membuat website or blog silakan kamu pelajari dari buku-buku khusus yang menjelaskan teknologi dan cara bikinnya. Ada juga yang model PDF, cari aja di mbah google juga banyak kok. Tertarik? Step by step belajar. Sukses deh.

Oke, by the way...kalo emang udah bisa bikin website or blog sendiri, alangkah baiknya kalo pesan yang kita sampaikan juga ada pesan-pesan dakwah yang mencerahkan dan bisa menjadi sarana penunjang dakwah secara keseluruhan bagi kaum Muslimin. Apalagi kalo situs kita dilengkapi dengan forum diskusi, al-quran online, chatting, jadwal acara keislaman di berbagai tempat, guest book untuk ruang apresiasi pengunjung terhadap situs kita dan lain sebagainya, wah, keren banget tuh. Kalo blog saya mo proses kesana juga (ehmm masih belajar juga nich...) dan jangan kaget kalo suatu saat website or blog-mu jadi rame dikunjungi netter. 

Kalo emang untuk dakwah Islam, tentu saja isinya tentang dakwah dan segala informasi yang berhubungan dengan keislaman. Pastikan juga sumbernya dapat dipercaya jika kamu menampilkan tulisan dari tempat lain atau karya orang lain. Itu sebabnya, seenggaknya kamu kudu bisa nyeleksi tulisan-tulisan yang bakal dipajang di blogmu. Jangan asal pajang. Kalo nggak sanggup karena harus ngontrol juga sisi teknis websitenya, bisa nyari teman buat bantuin nyeleksi naskah yang bakalan dipajang di blog kamu. Bekerjasama itu bermanfaat dan menyenangkan kok. Toh, memang nggak ada manusia yang bisa bekerja sendirian untuk menyelesaikan masalah besar. Betul ndak? betulll ...

Sobat muda muslim, semangat dakwah kita jangan pudar. Kalo kita belum terbiasa menyampaikan dakwah secara lisan, tapi udah mulai mahir (via tulisan, sangat disarankan untuk menyampaikannya via jaringan internet. Pajang tuh tulisan kita berisi pesan dakwah itu di website. Biar lebih banyak yang baca dan luas jangkauan pembacanya. Bukan tak mungkin kalo yang baca bisa dari luar negeri segala lho. Nggak heran juga lho kalo kita bisa menjalin persahabatan dengan teman dari luar negeri. Asyik berat tuh. Tapi siapin juga bahasa Inggris kamu ... susah amat ?! biarin deh si Amat aja nggak susah kok ..

Aktif di channel diskusi.

Bro en Sis, di setiap website yang interaktif, biasanya disediain channel diskusi buat para pengunjungnya. Berbeda dengan komunitas mailing list, channel diskusi atau forum diskusi yang disediain website biasanya lebih bagus dan lebih mudah merunut topik pembahasan diskusi karena udah dikelompokkan. Sehingga kita bisa memilih sesuai keinginan kita. Bisa diskusi tentang keislaman, bisa juga tentang pernikahan, atau tentang permasalahan remaja secara umum.

Sekarang, setelah ada facebook, twitter, intagram, whatapp, telegram dan lainnya kamu bisa lebih aktif deh di forum diskusi yang ada di sana. Wah, jadi bisa tambah kenalan, tambah ilmu, dan makin lihai dalam berargumentasi mempertahankan pendapat serta cekatan menyampaikan pesan dakwah secara tertulis. Kalo bisa berbahasa Inggris kamu bisa mengasah kemampuanmu dalam diskusi di channel diskusi yang berbahasa Inggris pula. Sekaligus pesan kita berpeluang bisa dibaca lebih banyak orang di seluruh dunia. Asyik!

Tapi dalam diskusi di internet, ingat juga dengan firman Allah Swt. (yang artinya):

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS an-Nahl [16]: 125)

SO....dakwah gampang kok. Apalagi sarana untuk menyampaikannya udah ada. Tinggal kita manfaatkan saja. Tak usah takut-takut berdakwah, sebab mereka para aktivis yang anti kebenaran juga nggak takut kok tebar kesesatan. Siap kan berdakwah ?? Siappp..Allahu Akbar !!. [irawan]

MARAH ?? NGGAK JAMAN TUH...



Setiap manusia bisa marah. Tapi, jangan ampe terus dipelihara tuh. Selain emosi jadi nggak terkendali, marah bisa bikin kesehatan terganggu. Nah, lho.

Ada di antara kamu yang nggak pernah marah? Kayaknya nggak ada seorang pun yang belum pernah marah. Entah karena uangnya hilang, keinginannya tak dikabulkan sama ortu, digangguin sama adiknya, lihat kemaksiatan ada depan mata, dan karena alasan lainnya.

Gaya marah juga banyak macemnye, mulai dari muka merah mata melotot, kata-kata keras dan kasar meluncur dari mulut sampai piring terbang ke mana-mana. Yap, marah memang bagian dari emosi manusia, yang merupakan perwujudan naluri untuk mempertahankan diri. Tapi tidak berarti kita boleh marah-marah semaunya dan mengharapkan permakluman dari orang lain kalau kita lagi naik darah. Kalau urusan bisnis ada manajemennya, maka marah pun ada manajemennya. Jadi kita marahnya benar dan terarah. Nah, kali ini kita akan kenali marah lebih dekat dan bagaimana cara mengelolanya. Oke?

Kalo kita lagi marah

Apa sih sebenarnya marah itu? Bagaimana pula kita bisa marah? Kali aja kamu pernah bertanya-tanya seperti itu. Gini nih penjelasannya. Marah merupakan salah satu bagian dari aspek emosional manusia yang merupakan reaksi atas hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya, seperti adanya ancaman, konflik ataupun ketidakadilan.

Kondisi emosional ini mempengaruhi kondisi fisiologis manusia, misalnya meningkatnya hormon adrenalin dan cortisol. Perubahan hormon ini nantinya akan mempengaruhi penampakan fisik. Selain itu ada beberapa kondisi yang mempermudah bangkitnya emosi, di antaranya adalah badan lemah, sedang dalam keadaan kelaparan atau sakit. Bisa juga karena ada perubahan hormonal, adanya infeksi penyakit kelamin atau menopause. Nah, jadi pemicu marah banyak sekali ya. Kamu mesti hati-hati lho dalam ngadepin orang yang lagi temenan sama si “Angry” ini.

Kalo kita lagi marah, maka marah tadi membangkitkan stimulus listrik pada hipothalamus, yang akan menaikkan kadaradrenalin dalam darah. Orang yang lagi marah, nafasnya akan berat dan dalam. Denyut jantung meningkat, bahkan bisa terjadi gangguan jantung. Terangsangnya saraf simpatik akan menyebabkan bertambahnya aliran darah dari kulit, hati, dan lambung ke jantung, sistem syaraf pusat dan juga pada otot tubuh. Nafas menjadi dalam dan berat. Jantung berdebar-debar lebih cepat. Tekanan darah makin meningkat. Hormon cortisol meningkat yang akan menekan sistem imun dalam tubuh. Sistem pencernaan akan terganggu. Limpa akan berkontraksi dan membongkar timbunan darahnya.

Orang yang lagi marah dapat dikenali dengan melihat penampakan fisiknya. So, kalian mesti hati-hati deh kalo bertemu dengan orang yang kondisinya seperti berikut. Catat baik-baik ya! Orang yang lagi marah seperti ini nih:? mata lebih lebar, memerah, bicaranya keras bin teriak-teriak, gerak lebih cepat dan lebih kuat. Nah kalau ketemu dengan yang beginian, segera cabut and undur diri.

Bahayanya marah

Meskipun marah merupakan reaksi fitrah manusia, namun tidak berarti marah itu aman-aman saja. Memang sih marah ada manfaatnya juga. Marah dapat menjadi alat untuk mempertahankan diri karena pada saat itu tubuh bisa memberikan respon maksimal, dengan kekuatan fisik maksimal pula. Nah, ini kadang-kadang diperlukan untuk membela diri terhadap ancaman. Dengan kekuatan yang oke orang jahat bisa dihalau. Tapi tentu saja marahnya harus pada hal-hal yang dibenarkan menurut syariat, sehingga tidak salah arah.? Selain itu, marah juga memberikan kesempatan untuk melepaskan ketegangan pada tubuh atau dekompresi. Makanya, penting untuk mengungkapkan rasa marah dan jangan memendam kemarahan. Tentu saja mengungkapkannya dengan cara yang benar.

Namun banyak juga bahaya yang mengintai dibalik sifat marah. Seorang yang pemarah punya risiko untuk menderita penyakit jantung 5 kali lebih tinggi dari pada yang bukan pemarah. Pada orang yang pemarah, akan dihasilkan satu substansi yaitu C-reaktif protein yang tinggi, yang akan memicu terjadinya gangguan kardio vaskuler dan stroke. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa lima puluh persen serangan jantung terjadi pada seseorang yang pemarah meskipun tidak ada faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung padanya. Wah…wah.. bahaya nih.

Dan untuk orang yang suka memendam amarah, mempunyai resiko lebih besar untuk terkena gangguan jantung daripada orang yang suka mengungkapkan amarahnya.? Dengan mengungkapkan kemarahan, maka tekanan di dalam tubuh akan berkurang, dan itu memberikan pengaruh positif kepada fisiologi tubuh.

Itu baru dari satu sisi. Pada sisi lainnya, marah bisa membuat seseorang kehilangan kontrol dirinya. Kata-kata kotor bisa berhamburan dari mulutnya. Tangan dan kaki bisa ikut aktif mencari sasaran apa saja yang ada di dekatnya. Semua kena, termasuk kucing yang lagi lewat pun bisa-bisa dapat kiriman. Tentu saja banyak yang jadinya nggak simpatik dengan si-empunya sifat ini. Temen-temen pada takut untuk ngobrol, ngeri bila dapat kiriman luncuran kata-kata pedas dan paket hantaman keras. Nah, kalo udah begitu, pasti dijauhi temen, silaturahmi bisa rusak lantaran marah, teman hilang, musuh berbilang. Wah repot sekali.

Kiat sehat kelola marah

Allah Swt. menganugerahkan rasa marah guna mengekspresikan perasaan hati.? Namun marah ini bisa jadi media efektif setan untuk mengganggu manusia. Makanya setan nggak suka dengan orang yang bisa menahan marah. “Bukanlah orang yang kuat itu orang yang menang dalam pertandingan gulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan marahnya”, begitu sabda Nabi saw. Jadi sobat muda, amat penting bagi kita untuk bisa mengendalikan rasa marah. Karena ternyata yang bisa kena getah marah bukan cuma diri sendiri, tapi juga orang lain. Jahat banget tuh.

Lantas bagaimana caranya mengelola marah? Marah harus dikendalikan dengan sabar, diam dan menenangkan diri sebagaimana yang dicontohkan Rasul. Tuntunan Nabi SAW., kalau marah saat berdiri, segeralah duduk. Kalau marah saat duduk segera berbaring.? Tarik nafas panjang dengan perlahan beberapa kali. Atau segeralah ambil air wudhu bila marah. Bila ternyata tetap harus berkata-kata, pilihlah kata-kata yang baik dan mendidik, bukan kata-kata hujatan dan penghinaan.

Tidak ada manfaatnya rentetan kata-kata kasar. Karena bibit permusuhan jadi tersebar. Masalah tidak lantas selesai, justru menambah sakit hati orang yang mendengarnya. ? Tunjukkan letak kessalahannya dan berikan alternatif jalan keluarnya. Pilih cara mengungkapkan kemarahan dengan cara yang menyejukkan dan bukan marah yang menyakitkan. Oya jangan lupa, segeralah untuk minta maaf atas kemarahan yang baru saja terjadi. Bacalah istighfar.

Kedalaman pemahaman seseorang tentang agama, akan sangat membantu dalam mengelola marah. Saat marah ia akan teringat kepada Rabbnya. Akalnya akan berpikir, apakah marahnya marah yang benar atau hanya sekadar pelampiasan gharizah baqa’ atau naluri untuk mempertahankan diri semata.

Ada kisah menarik yang berhubungan dengan marah. Suatu ketika Imam Ali ra berhasil membuat? musuh terjengkang. Saat itu Imam Ali sudah menghunus pedangnya untuk membunuh musuhnya. Namun tiba-tiba sang musuh meludahi wajahnya. Imam Ali tidak jadi membunuh musuhnya lalu berlalu begitu saja. Sang musuh heran dan bertanya-tanya, “Wahai Ali, mengapa engkau tidak membunuhku?” Imam Ali kemudian menjawab, “Aku tidak membunuhmu karena aku takut bukan membunuhmu karena Allah, melainkan karena ludahmu yang membuat aku marah”

Subhanallah, demikianlah gambaran seseorang yang bisa mengendalikan amarahnya.? Kesabaran sangat dibutuhkan. Dan kesabaran berbanding lurus dengan tingkat keimanan kita. Nah sobat muda, mari kita kelola marah kita dengan cara yang sehat dan benar sesuai dengan aturan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.[@arum]

Selasa, 10 September 2019

GAYA KERUDUNG DEMOKRATIS


Nggak sedikit muslimah yang ogah menutup aurat. Nggak sedikit juga yang malah ‘menjualnya’. Inikah produk demokrasi?

 Gambar terkait

Buat para akhwat yang hidup di jaman Windows 10 ini, menutup bodi dengan jilbab dan kerudung memang dilema. Mereka kudu milih antara kewajiban menutup aurat dengan gaya. Satu sisi perintah agama, di sisi lain kayaknya kok nggak gaul ya? Kewajiban udah jelas, seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali muka ama telapak tangan, pekik para ulama. So, rambut, telinga, leher, bodi plus awak, wajib diumpetin di balik khimar dan jilbab. Sementara itu, pergaulan nuntut sebaliknya. Kudu trendi, ngegaya, dan ini…harus memamerkan ‘aset-aset’ pribadi. Yang kulitnya mulus, sayang kalo diumpetin. Yang rambutnya indah terurai, kenapa juga kudu dibungkus kain kerudung, emangnya lemper.

Belum lagi macam-macam pandangan en tuntutan orang laen buat cewek berkerudung plus berjilbab kayaknya gimana gitu. Kudu pinter baca Al Qur’an, kudu jauh dari acara ngegosip, kudu jaga jarak ama kendaraan di depan eh ama cowok dalam pergaulan, en segudang kudu-kudu laennya. Tuntutan kayak begitu terang aja bikin banyak cewek jiper alias ngeri untuk berkerudung dan berjilbab.

Nggak Wajib?

Whuaaa…yang bener aja? Yup, itu setidaknya dilontarkan oleh sejumlah ‘cendekiawan’ muslim kontemporer. Jaman Orde Baru masih berkuasa, ada seorang pejabat yang bersemangat menentang kewajiban berjilbab dengan bilang, “Anak dan istri saya saja tidak berjilbab.” Hmm, berani-beraninya. Kalau sekarang jama’ah islam liberal paling getol menghujat kewajiban jilbab ini. Kata mereka, para ulama yang menafsirkan jilbab itu udah terpengaruh diskriminasi gender. Mereka mendiskriditkan kaum wanita. Pendapat mereka ini tentunya bersandarkan pada pendapat para orientalis, pemikir yang satu geng, dan juga kajian Islam secara sosiohistoris. Mereka juga keberatan seandainya jilbab itu dipaksakan atas setiap muslimah. Pokoknya, berjilbab itu harus karena kesadaran sendiri.

Ada beberapa alasan yang menurut mereka jilbab dan kerudung itu nggak wajib:

Pertama, mereka bilang kalau jilbab itu budaya Arab, bukan budaya Islam. Lagian, ajaran Islam itu kudu dicocokin ama kondisi budaya setempat. Istilahnya Islam lokal. Prinsip mereka, “Tidak diingkari perubahan hukum (syara’) dengan perubahan zaman dan tempat”. Ya, mirip-mirip burger racikan McDonald. Semua harus burger ala Amrik kan? Perlu ada rasa lokal. Maka dibikinlah McRendang, McSatay, McBangkok, malah ada juga burger tempe. Jadi ada juga “jilbab” ala Indonesia. Yang gimana tuh? Yang penting SOPAN, tidak menggoda pria, kata mereka. Seorang pemikir Islam malah menyebut jilbab itu lebih pada suruhan untuk sopan dan bersahaja (modesty) yang bisa dilakukan siapa saja.

Kedua, masih kata mereka, jilbab itu diwajibkan di jaman wanita belum dihargai. Buktinya, menurut mereka, surat Al Ahzab ayat 59 berbunyi, “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” Nah, karena kata mereka sekarang ini kaum wanita sudah banyak dihargai maka berjilbab bukan kewajiban lagi.

Teman-teman, pendapat-pendapat di atas jelas punya banyak kelemahan dan ketidakberesan. Emang bener kalau budaya Arab itu nggak selamanya identik dengan budaya Islam. Contohnya, naik unta itu nggak fardlu juga nggak sunnah, walaupun seumur hidup Rasulullah naik unta. And so on pakai terompah ala Ali Baba atau Aladdin juga nggak wajib. Buat kita, yang jadi bagian hukum syara’ itu adalah apa yang diatur sama Allah di dalam dalil-dalil syara (Al Qur’an, As sunnah, Ijma shahabat dan qiyas). So, kalau dalam keempat sumber hukum Islam itu ada keterangannya, en jelas hukumnya, ya itu adalah bagian dari ajaran Islam. Bukan budaya bangsa mana-mana. Contohnya, bacaan shalat en azan itu emang harus pake bahasa Arab nggak bisa diganti ama bahasa lain, baik bahasa daerah masing-masing, apalagi coba-coba pake bahasa tubuh.

Walaupun jilbab dan kerudung itu sudah dipakai sebagian kaum wanita di Arab di jaman pra-Islam, tapi kita mengakuinya sebagai hukum syara’ karena begitulah yang dikatakan Islam. Bukan cuma buat wanita Arab. Islam juga yang ngasih batasan-batasan en ketentuan berjilbab yang khas bagi para muslimah. Simak aja firman Allah, 

“Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, dan anak-anakmu dan istri-istri orang beriman …”(Al Ahzab: 59). 

Jadi, perintah berjilbab dan berkerudung itu adalah atas setiap muslimah, baik dia orang Arab ataupun bukan orang Arab.

Pernyataan bahwa jilbab itu wajib karena di zaman itu perempuan nggak dihargai, korslet !!. Kagak nyambung. Karena pada zaman kekhilafahan Islam, saat kaum wanita terlindungi dan merasa aman, tetap saja mereka wajib mengenakannya. Lagian, kalau pernyataannya seperti itu, gimana dengan zaman sekarang, dimana perempuan jauh lebih nggak dihargai ketimbang di zaman jahiliyah? Liat aja kekerasan pada wanita sekarang jauh lebih meningkat ketimbang jaman Rasulullah saw. dulu. Terus, kalau dibilang pakaian cewek yang penting sopan (modesty), nah sopan versi mana dulu nih. Kalau menurut penganut ‘madzhab’ sekuler-liberalisme nich ...celana melorot ke pinggang yang mereka pake itu pasti terkategori sopan. Ber-koteka, ala jaman purba pastinya juga udah terbilang sopan. Nah, mau ikut sopan versi mana nih?

Dalam kehidupan manusia, seringkali diperlukan paksaan untuk berbuat baik. Ini nggak bisa ditolak. Bukankah manusia suka berbuat begitu pada sesamanya? Liat aja aturan 3 in 1 di Jakarta, itu kan paksaan juga? Atau bayar pajak juga paksaan, kan? Gelinya, para pengkritik jilbab ini nggak pernah kedengaran tuh mengkritik paksa-memaksa sesama manusia. Tapi Allah mereka kritik kalau maksa-maksa manusia. Jangan-jangan nanti bakal ada tanggapan, kalau mau berhenti nyopet ya harus karena kesadaran sendiri jangan karena dipaksa. ANCURRR!...

Intinya sih, kita mau bilang, kalau ukuran baik dan buruk, terpuji dan tercela, diserahkan pada akal en hawa nafsu manusia, hasilnya ANCURRRR! Nah, daripada belaga pinter padahal ber-IQ jongkok, mendingan kita nurut aja deh pada yang dikatakan Allah.

Racun Demokrasi

Usaha-usaha untuk ngancurin citra jilbab emang dahsyat bener. Udahlah secara pemikiran diancurin seperti cara-cara di atas, eh praktiknya juga diacak-acak. Seperti yang bisa kamu baca di Studia 1, nggak sedikit muslimah yang niatnya ingin menutup aurat, tapi sayang belum sempurna. So, mata para cowok belum juga bebas dari pemandangan yang tidak boleh dipandang, gara-gara nggak sedikit muslimah yang belum total nutup aurat mereka. Keliatannya, mereka juga ingin berbusana muslimah tapi juga nggak mau keilangan kesempatan untuk Te Pe (Tebar Pesona). Jadilah mereka berkerudung tapi tetap full press body.

Ini semua, berawal dari diterimanya paham demokrasi dalam kehidupan kaum muslimin. Yup, seperti yang kamu tahu dalam demokrasi emang berdagang kebebasan. Manusia-manusia demokratis bebas berbuat apa saja, asalkan nggak mengganggu kebebasan orang lain. Dalam demokrasi pula nggak ada prinsip benar dan salah yang absolut atawa mutlak. Semua serba relatif, nisbi. Ukurannya diserahkan pada keinginan pribadi dan suara mayoritas. Nah, ada empat kebebasan yang diusung demokrasi: kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan dan kebebasan bertingkah laku. Gara-gara prinsip kebebasan berpendapat, muncullah pendapat jilbab itu nggak wajib karena itu budaya Arab. Nah, dengan prinsip kebebasan bertingkah laku, kaum muslimah yang sudah terinfeksi paham demokrasi, ngerasa sah-sah saja tidak menutup aurat. Ini kan badan gue! Mo pake

Kata mereka. And so on, mau pake kerudung model apapun juga boleh. Nah, aspirasi kebebasan para muslimah ini ditangkap oleh para pengusaha yang kapitalis. En mereka manfaatkan nafsu liar para muslimah itu untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Bak gayung bersambut, para muslimah yang kagak kuat iman, dan tergiur kepengen ngetop dengan cepat, ngantri di pintu para pengusaha kapitalis itu. Yang kulitnya mulus beruntung bisa jadi foto model produk kosmetik atau sabun kecantikan. Yang kulitnya mirip-mirip amplas juga bisa jadi foto model…salep kulit ama sabun cuci.

Meski begitu eksploitasi atau penjajahan terhadap wanita dengan cara seperti ini nggak pernah tuh digugat. Kalaupun pernah, tapi nggak seheboh para pemikir muslim kontemporer atau para feminisme menggugat jilbab dan poligami. Karena memang prinsip mereka adalah liberalisme, kebebasan. Selama ‘pelaku’ dan ‘korban’nya merasa enjoy, ya itu sah-sah aja. Bukan eksploitasi tapi menjalankan profesi.

Solusi Total

Maka penyebab muslimah belum sadar berbusana komplit, adalah demokrasi dan sekulerisme penyebabnya. Di alam ini, para muslimah diracuni lewat berbagai jalan agar melepaskan jilbab dan kerudungnya. Lewat sinetron-sinetron bertema remaja, misalkan, para muslimah diajarkan supaya berani memamerkan bodi mereka di depan kaum cowok. 

Sementara pemikiran mereka diancurin dengan ideologi sesat sekulerisme-liberalisme. Selain muncul pemahaman kalau berjilbab itu nggak wajib, juga dikesankan jilbab-kerudung itu menghambat aktivitas, en terkesan norak dan kampungan. Agar para muslimah selamat, nggak ada jalan lain kecuali menghancurkan sekulerisme. Cuma, untuk itu para muslimah kudu menumbuhkan sendiri keyakinan akan kebenaran Islam. Bahwa apa yang dibawa oleh Islam itu benar tanpa ada keraguan. So, ngaji adalah satu-satunya jalan. Dengan serius dan penuh keikhlasan ngaji, insya Allah pikiran kita jadi bersih. Dakwah adalah langkah selanjutnya setelah mengaji. Kampanye penegakan syari’ah juga harus dibarengi dengan kampanye busana muslimah. Perlu diserukan kepada para muslimah bahwa: 

JILBAB ADALAH KEWAJIBAN BUKAN PILIHAN.

Tips Memilih Pakaian yang Nyaman dan Aman
Pakaian yang nyaman, maksudnya pakaian yang nggak bikin gerah, adem, nggak ngganggu buat beraktivitas, dan tentunya menambah pede. Aman, maksudnya nggak merusak kesehatan tubuh, misal kulit atawa rambut. Aman di sini juga berarti terhindar dari melanggar aturan syara’. Bisa juga berarti ‘aman’ dari tangan-tangan jahil. Nah, untuk mendapatkan baju yang nyaman dan aman, ada beberapa hal yang kudu kamu perhatiin:

1.       Bahan. Untuk pakaian rumah (tsiyab) kudu yang bersifat menyerap keringat. Bahan kaus, batik atau katun adalah pilihan tepat. Yup, kayak bahan buat baju tidur atawa daster gitu lho! Itu pas banget kalo buat baju dalem karena adem dan tentunya membuat nyaman. Sedangkan buat jilbab alias baju luar, bahan bisa lebih fariatif, tapi tetep kudu membuat nyaman. Yang terpenting untuk jilbab ini jangan memilih bahan yang terlalu tipis/transparan, sebab tentu saja tidak sesuai dengan aturan Islam. Jilbab harus dari bahan yang tidak menampakkan kulit atau pakaian dalam. Sebaliknya jangan pilih yang bahannya terlalu tebal, seperti bahan celana/jeans/jaket. Bahan yang terlalu tebal, selain kurang bagus penampilannya (kaku), juga bikin gerah. Bahan kerudung juga sama, pilih yang adem agar kamu tidak kepanasan dan rambut tetap terjaga kesehatannya. Jangan yang penting trendy tanpa mengindahkan fungsinya sebagai penutup kepala.

2.   Model. Untuk pakaian rumah, model memang boleh macem-macem asalkan tidak memperlihatkan aurat. Namun sebaiknya hindari model yang terlalu ribet karena kurang bagus bila sudah dipadukan dengan jilbab. Misal model yang banyak renda-rendanya atau ploinya. Mendingan yang simple aja biar nggak terlalu kelihatan seperti ada ganjalan saat di atasnya dilapisi jilbab. Meski buat baju rumah sah-sah aja rada-radar ketat, tapi sebaiknya hindari karena seperti udah diulas di atas, baju ketat enggak bagus buat kesehatan kulit. Sedangkan untuk jilbab, pada prinsipnya yang penting longgar dan mengulur dari atas sampai ke dasar. Buat kamu yang badannya kurus, tambahan ploi akan membantu mempercantik penampilanmu. Sedang buat yang agak tambun, modelnya simple aja, jangan banyak ploi dan pernak-pernik semisal tali atau pita. Untuk model kerudung, pilihlah yang mampu menutup rambut sampai ke dada secara sempurna. Jangan asal ngejar trend aja, Non!



3.     Corak. Pilih corak yang tidak terlalu ramai. Buat yang kurus dan tinggi, pilih corak? yang cenderung besar-besar, baik corak bunga-bunga maupun kotak-kotak. Hindari corak garis-garis vertical karena akan membuat kesan kamu seperti tiang listrik aja. Buat yang rada ndut, pilih corak sedang-sedang saja, jangan terlalu kecil-kecil atau besar-besar. Corak abstrak juga cocok. Hindari corak garis-garis horizontal karena akan membuat kamu tampak makin lebar ke samping. Untuk kerudung, hindari corak terlalu ramai, apalagi yang tidak senada dengan jilbab kamu. Ntar malah tabrakan, nggak lucu.

4.     Warna. Sekali-kali jangan memilih warna yang menyolok yang bisa menarik perhatian. Misal warna hijau seperti rompinya pak polisi atau merah seperti warna bendera Indonesia. Pokoknya hindari warna-warna muda yang seperti permen gitu. Sebaiknya pilih warna pastel, warna sejuk (biru/hijau tua) atau warna-warna lembut lainnya yang nggak menyolok.

5.     Harga. Belilah busana Muslimah sesuai anggaran. Tak perlu memakai pakaian yang serba mahal, apalagi bila hanya untuk riya’. Bahan yang bagus, corak yang oke dan model yang caem memang biasanya kamu dapat dari bahan-bahan yang bukan murahan. Tapi kalo kamu pinter belanja, dengan bahan yang nggak mahal kamu pun bisa tampil cantik. Oke?(asri) (pernah dimuat di rubrik "studia", Majalah PERMATA, edisi Maret 2004]

REMAJA MASJID KUDU GAUL !!!

Hasil gambar untuk remaja masjid harus gaul

Kamu tahu kan remaja masjid itu apa? Bukan remaja yang nongkrongin di masjid sambil jagain beduk lho. Yup, remaja masjid adalah sekelompok pemuda/pemudi yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Walaupun tidak menutup kemungkinan di suatu daerah ada juga anggota remaja masjid yang berumur 35 tahun atau lebih (nggak tahu deh, di tempat lain mungkin ada yang udah kakek-kakek hehehe..).

Mungkin hal itu terjadi karena ngak adanya kaderisasi, padahal definisi remaja itu sendiri adalah masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun sedangkan kalo ditafsirkan dari bahasa inggris “teenager” yakni manusia usia 13-19 tahun. Wah kalo gitu umur gue udah kedaluarsa dong buat jadi remaja masjid! (mungkin gue tepatnya jadi engkong masjid kali ye!). Ah, nggak apa-apa deh, biarpun gitu gue tetep imut kok hehehe.. (narsis mode on). Sss.. jangan ribut ya.. maksudnya imut itu adalah item mutlak! Dan mutlak itu akronim dari “muda, tampan, dan berakhlak!” hahahaha.. (narsis lagi deh gue).

BTW, sebagian dari kamu mungkin berpikir bahwa remaja masjid adalah suatu kumpulan orang-orang monoton, yang kerjanya duduk, dengerin ceramah, pulang, sikat gigi, cuci kaki, terus tidur. Padahal nggak gitu juga deh. Kita juga bisa bikin kegiatan organisasi remaja masjid ini menjadi lebih menarik lho. Nggak percaya? Silakan dijajal!

Bro en Sis, bukankah menarik atau tidaknya setiap organisasi itu tergantung dari bagaimana keragaman aktivitas yang ada di dalamnya? So, menjadi remaja masjid itu bisa menarik, bisa nggak. Banyak kok alternatif yang membuat kegiatan remaja masjid menjadi menarik. Contohnya nih, selain kumpul-kumpul di masjid dan menimba ilmu agama kegiatan ini juga mengajarkan kita bagaimana berorganisasi, dan sarana untuk berbagi pengetahuan antar sesama aktivis. Misalnya aja ada temen kamu yang pinter nulis, pinter bikin web atau keterampilan khusus lainnya di sinilah kamu bisa manfaatin kegiatan kumpul-kumpul itu buat mempelajari keterampilannya. Nah, hal itu selain bermanfaat buat kamu, juga bisa memancing minat temen-temen kamu yang lain untuk bergabung sama kamu dan kawan-kawan. Iya nggak sih?

Kudu gaul!

Eits.. nanti dulu! Jangan mentang-mentang gue nulis bahwa jadi remaja masjid kudu gaul, terus kamu siap-siap deh menghiasi seluruh badan kamu pake tato apalagi tatonya itu tato batik, dengan dalih memperkenalkan seni membatik dari Indonesia ke luar negeri atau malah tato polkadot warna putih, entar malah disebut panu. Pengertian gaul disini ya harus secara syar’i en nggak boleh melanggar kaidah-kaidah keislaman. Inget, gaul itu nggak selalu identik dengan sesuatu yang negatif kok.

Bro, gaul di sini artinya adalah berwawasan luas, supel, dan mengerti teknologi yang ada saat ini. Berwawasan luas, artinya kamu harus tahu bagaimana perkembangan dakwah islam dan problematika yang dialami umat islam saat ini, serta penyelesaiannya.

Terus, selain kudu gaul, kamu juga harus supel. Bener nih. Jangan sampe deh kamu yang ngakunya sebagai remaja masjid hanya mau ngobrol dan main antar sesama aktivis remaja masjid aja, terus kamu mengisolasi diri kamu dari orang-orang sekitar. Nggak lah. Seorang remaja masjid itu kudu mudah bergaul alias supel karena dengan menjadi supel kamu dapat lebih banyak bergaul dan mengajak teman-teman kamu yang lain untuk bergabung menjadi anggota remaja masjid. Kamu kudu inget bahwa dirimu bertanggung jawab untuk berdakwah di lingkunganmu dan dakwah adalah interaksi. So, kalo kamu menutup diri dari orang lain dan merasa cukup bergaul di situ-situ aja, kapan bisa dakwahnya Brur?

Sobat muda muslim, sebagai remaja masjid, setidaknya kamu juga kudu ngerti teknologi. Gimana juga,  setiap pemuda Islam baik itu remaja masjid atau bukan haruslah mengerti teknologi yang ada saat ini, misalnya mengetahui cara membuat website or blog, cara bikin e-mail, punya blog, kenal dengan situs jejaring sosial macam facebook dan friendster, dan sejeninsya lah. Tapi, kudu inget bahwa jangan mentang-mentang kamu udah bisa buat semua itu langsung deh kamu manfaatin buat kegiatan yang nggak produktif seperto cari pacar, amin gim atau sekadar obral obrol di situs jejaring sosial. Nggak lah. Gaul tentang teknologi yang tadi gue sebutin itu, adalah untuk mendukung aktivitas dakwah. Masih mending kalo buat cari duit sih nggak masalah. Ya,  yang terpenting sih kamu harus bisa manfaatin itu semua sebagai sarana dakwah dong!

Semangat berdakwah dong…

Jangan mentang-mentang kamu masih muda terus kamu kehilangan tanggung jawab untuk mengemban dakwah. Nggak lah. Kita kudu mengerti lho bahwa mendakwahkan Islam kepada setiap umat manusia adalah kewajiban yang dibebankan oleh Allah Swt. bagi kita semua (baik tua, muda, pria, dan wanita). Juga nih, jangan minder untuk mendakwahkan Islam. Misalnya, jangan sampe deh kamu selalu berpikir bahwa yang boleh dakwah itu harus pak ustadz dan pak kiyai aja. Nggak banget. Kamu tahu kan imam syafi’I, seorang ulama terkenal pembangun mazhab syafi’i beliau pada usia 18 tahun sudah mulai mengajar di Masjidil Haram dan berhasil membuat para jamaah haji menjadi terkagum-kagum dengan ilmunya. Jadi urusan umur itu bukan alasan yang tepat untuk nggak berdakwah.

Bro en Sis, sebagai aktivis dakwah di lingkungan kamu sendiri khususnya di kalangan remaja lainnya paling nggak kamu tuh kudu RMS. Hah, nggak salah nulis singkatan nih? Apa tuh RMS? Yup, RMS tuh Religius Modern ‘N Smart. Swit Swiw.. gue gitu lho! Hehehe…

Biar termasuk golongan remaja religius, paling nggak kita bisa percaya diri karena udah disebut dalam al-Quran sebagaimana firman Allah Swt. (yang artinya): 

“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah ( QS al-Imran [3]: 110).

Nah, sebagai seorang muslim, remaja masjid dan aktivis dakwah tentunya kamu kudu beriman dan bertakwa—baik dalam perkataan maupun perbuatan, jangan cuma jadi formalitas doang. Nggak seru dong kalo sampe aktif sebagai remaja masjid tapi hot juga maksiatnya. Ke masjid semangat, ke tempat dugem getol. Nggak deh! Kalo sampe kayak gitu sih bakal malu-maluin diri kamu sendiri. So, pastiin kamu adalah umat yang terbaik! Ok?

Sobat muda muslim, selain religius kamu paling nggak kudu gaul ngikutin jaman deh. Yup, modern. Sebagai seorang remaja kamu pasti nggak mau kan dibilang ketinggalan zaman, alias nggak modern? But,  kudu inget maksud modern di sini tuh bukan modern yang cuma ikut-ikutan aja—misalnya ada temen kamu yang bertingkah nggak sesuai dengan kaidah keislaman, terus kamu kasih tahu dia, eh dia malah bilang “ah dasar kamu nggak modern”. Parahnya kamu tergoda karena nggak tahan disebut nggak modern, hingga akhirnya kamu ngikutin dia deh. Wah itu sih bukannya modern tapi lebih ke arah plagiat atau jadi generasi pembebek untuk hal yang nggak bener. Ati-ati ye!

Bro en Sis, seorang muslim itu harus modern karena kitab suci kita al-Quran adalah kitab yang sesuai sampai akhir zaman. Lengkap dari mulai aturan kenegaraan alias politik sampai dengan hukum waris dan semua hukumnya dapat memenuhi naluri manusia. Nggak kayak kitab-kitab sebelumnya, malah tentang kemodernan al-Quran ini juga diakui oleh konferensi Montreal sebagai sumber pokok dari sumber-sumber hukum internasional modern. Wuih, gimana nggak bangga tuh kita sebagai umat Islam? Pokoknya kamu harus yakin kalo kita bertindak sesuai dengan tuntunan al-Quran maka kita akan menjadi umat yang modern, dan beradab. Yakin itu. Insya Allah banget lah!

Terus, selain religius dan modern, remaja masjid kudu juga “smart” lho. Ya iyalah, kita tuh orang muslim dan kita dituntut untuk menjadi orang yang smart alias cerdas sesuai dengan hadits Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw.: 

“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR Bukhari).

Yup, menuntut ilmu dan belajar tuh diwajibkan lho dalam ajaran Islam, sehingga pada masa kekhalifahan generasi Islam telah menghasilkan banyak ilmuwan, baik dalam ilmu agama maupun dunia. Nah, karena begitu pentingnya pendidikan dalam Islam, ketika zaman kekhalifahan biaya pendidikan tuh gratis, nggak kayak sekarang ini ketika zaman telah dikendalikan oleh sistem kapitalis. Semua diukur dengan duit, dan dibatasi akses untuk dapetin pendidikan, juga dengan duit. Kacau kan?

Remaja masjid mandiri

Bro en Sis, dalam organisasi tuh pasti kan ada beberapa masalah. Mungkin kebanyakan kamu pernah juga ngerasain gimana sih kaum tua yang terkadang mengekang kita dalam setiap aktivitas termasuk turut campur dalam kegiatan remaja masjid ini. Misalnya aja ketika kamu bersama beberapa aktivis lain mengusulkan proposal jalan-jalan ke suatu daerah buat ngilangin kejenuhan yang ada sekaligus mempererat tali silaturahmi antar aktivis, tapi dengan entengnya “para tetua” itu bilang “Ah ngapain sih pake jalan-jalan mendingan buat inilah, itulah” mungkin kamu akan bete,  atau ketika kamu bikin buletin yang mau kamu tempelin di mading masjid eh malah ditutupin sama selebaran jumlah sumbangan masjid bulan itu (lebih nyeseknya tuh buletin yang kamu tempel belum berumur satu hari). Lebih betenya lagi orang yang nempelin bilang buletin kamu itu nggak penting, padahal kamu bikin buletin itu mati-matian.

Bisa juga ‘pengekangan’ itu ketika semua rencana acara yang kamu ajuin selalu ditolak sama DKM (bete mode on!). Kalo kasusnya seperti itu sebagai remaja kamu harus belajar dong untuk berdiplomasi dengan para sesepuh dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan kamu itu positif dan juga ada manfaatnya. Terus kamu harus bisa mastiin ke mereka bahwa kamu adalah remaja masjid yang mandiri. Juga, bisa aja ketika buletin kamu ditutup sama selebaran lain cobalah kamu cari alternatif lain dengan membuat mading pribadi khusus remaja. Jangan langsung pundung bin mutung, terus bubar jalan deh. Nggak lah ya. Jadi intinya, apapun yang terjadi kamu harus siap menghadapinya dan jangan terlalu bergantung pada DKM sepenuhnya—apalagi untuk urusan anggaran dana, cobalah kamu sekreatif mungkin dalam menjalankan organisasi kamu.

So, buatlah mereka bangga dan cobalah untuk tidak bergantung pada orang lain jadilah sebuah inspirasi buat orang lain. Hmm.. masih ragu untuk menjadi remaja masjid yang gaul? Nggak kan? Sip deh! [Ikrar]

BAHAGIA TANPA NARKOBA


Hasil gambar untuk haram narkoba
Sobat muda muslim, di jaman sekarang ini siapa sih yang tak pernah mendengar istilah narkoba? Semua tentu sudah pernah mendengarnya. Kecuali memang balita yang masih belum ngerti omongan. Atau mungkin juga orang tua yang sudah sering lupa ingatan alias pikun hehehe. Narkoba itu sendiri sebenarnya adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif.

Mungkin kamu akan bertanya, apa sih Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif itu. Narkotika adalah semacam zat yang berasal dari tanaman atau juga selain tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan Bahan Adiktif ialah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat. Fakta tentang narkoba seperti ini jelas bahwa narkoba merusak fisik penggunanya.

Namun yang pasti, jangan sampai karena mendengar istilah narkoba, kamu lalu jadi penasaran, ingin tahu lebih jauh, dan akhirnya nyobain barang haram itu. Waduh, jangan dong. Sebab, di awal-awal, rasa penasaranlah yang biasanya mendorong seseorang untuk mencoba menggunakan barang haram ini. Mulanya penasaran, lama-lama ketagihan, hmm. Awas!


Remaja sasaran utama narkoba lho ...

Nah ... dari sekian banyak tingkatan umur manusia, hanya kaum remajalah yang biasanya mempunyai tingkat keingintahuan paling tinggi. Dunia remaja sarat dengan dunia petualangan mencari jati diri dan mencoba hal-hal baru dengan mengesampingkan pertimbangan yang mendalam. Remaja cenderung mencari hanya kepuasan yang dapat dinikmati segera. Itulah sebabnya, mengapa kalangan remaja menjadi pangsa pasar terbesar penyebaran narkoba.


Remaja juga identik dengan ketahanan jiwa yang ringkih dalam menghadapi persoalan hidup. Mereka cepat stress dan depresi. Dikit-dikit galau. Dikit-dikit nangis. Coba deh kamu lihat di Facebook, berapa banyak status-status remaja galau dan putus asa bertebaran di sana. Ada yang karena putus cinta, ada yang meratapi cintanya yang bertepuk sebelah tangan, dan lain semacamnya. Bahkan sampai hal-hal sepele sekalipun, misalnya, lagi sendirian di rumah, juga dikeluhkan. Ketenangan hidup seolah-olah langka. Dan untuk melepaskan diri dari jeratan masalah dan mencari ketenangan hidup, biasanya remaja mencari jalan yang instan, salah satunya dengan gunain narkoba. Halah, cemen amat!

Sobat muda muslim, kita mungkin gembira ketika mendengar kabar listrik masuk desa. Kita juga bangga karena tahu bahwa ABRI juga telah masuk desa (lho ...ini sih jaman Orba dulu). Tapi akankah kita juga gembira ketika ada istilah narkoba masuk desa? Mungkin kamu berfikir bahwa itu hanya istilah saja. Namun, pada kenyataannya ruang lingkup peredaran narkoba saat ini memang tak hanya berkutat di kota, melainkan juga terjadi di daerah pedesaan. Ayo selidik punya selidik. Buka-buka dong infonya di website lain !!. By the way Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun !! 


Jangan tergoda narkoba

Bro and Sis, fakta di atas menunjukkan bahwa ternyata belitan narkoba di negeri ini sudah sedemikian kuat dan parah. Hingga tak hanya remaja dan kalangan lainnya, aparat penegak hukum pun juga ikut menjadi korban. Nah, bagi kamu nih yang masih ‘bersih’ dari narkoba, jangan deh ikut-ikutan nambah gemuk daftar orang-orang yang sudah kena. Jadikan dirimu tetap bersih hingga di detik terakhir perjalanan hidupmu. Ingatlah bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Adil. Allah akan membalas ketangguhanmu mempertahankan diri dengan balasan yang agung, Surga.


Mungkin di antara kamu yang sekarang ini ada yang sedang  puyeng dengan permasalahan hidup yang sedang mendera. Di sisi lain kamu juga mendapat informasi, entah dari teman atau internet, bahwa penyembuh dari keresahanmu itu adalah narkoba. Tipuan mereka bahwa dengan narkoba, hidup akan terasa ringan melayang dan semua masalah akan sirna. Semua iming-iming itu telah membulatkan tekadmu mengambil keputusan melenyapkan masalah dengan nyabu. Gawat nih!

Stop! Jangan kamu teruskan niatmu itu. Tahu kenapa? Memang benar bahwa orang yang nyabu itu akan melupakan semua masalahnya. Yang ada hanyalah kesenangan semata. Tubuh dan pikiran seolah-olah ringan melayang. Tapi ingat, si pemakai hanya melupakan dan bukan menyelesaikan masalahnya. Itu pun sesaat lupa. Kesenangan semu, kebahagiaan semu. Sebab, masalah yang dia hadapi tetap ada dan dia akan kembali ingat manakala pengaruh narkoba telah hilang. Ketika memutuskan nyabu, sebenarnya kamu sedang menambah masalah di dalam hidupmu. Bener lho.

So, bayangkan jika nanti kamu kecanduan barang haram itu, uangmu habis untuk membeli narkoba. Setelah uangmu habis padahal kamu kecanduan, kamu akan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan uang guna membeli narkoba. Entah itu dengan mencuri, merampok, korupsi kas OSIS dan lain sebagainya. Suatu saat jika kejahatan untuk mendapatkan uang dan aktivitas nyabumu terungkap, kamu pasti berurusan dengan terali besi. Belum lagi di akhirat, kamu akan mendapat azab dari Allah atas aktivitas terlarang ini. Waspadalah, jangan sampe terjerat narkoba!

Selama di dunia ini, mungkin kamu  masih bisa menggunakan atau mengedarkan narkoba yang dengan kelihaian yang kamu punya, mata aparat dan mata manusia lainnya bisa kamu kelabuhi sehingga kelakuanmu bisa terlepas dari pengadilan dunia. Namun kita perlu tahu bahwa tak seorang pun manusia dapat lepas dari pengadilan akhirat. Sebuah pengadilan yang adil yang tak akan ada satu perbuatan salah pun yang dapat disembunyikan. Allah swt berfirman: (Luqman berkata): 

“Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji  sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS Luqman [31]: 16)

Firman Allah Swt.: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS al-Anbiyaa’ [21]: 47)

Sobat muda muslim, sanksi mengkonsumsi narkoba disamakan dengan meminum khamar, yaitu didera sebanyak delapan puluh kali. Itu jika si pemakainya beranggapan bahwa narkoba itu haram dan ia masih tergoda menggunakannya. Beda halnya jika si pemakai mengingkari bahwa narkoba haram alias dia menganggap mengkonsumsi narkoba itu halal, maka hukuman untuknya adalah hukuman mati. Ini semua adalah bentuk pengaturan dan penjagaan agama terhadap pemeluknya sehingga dapat terbebas dari belenggu narkoba yang dapat menghancurkan masa depan mereka baik itu di dunia maupun di akhirat.

Bro and Sis pembaca setia ... sudah sangat jelas bahwa narkoba bukanlah sumber kebahagiaan. Sebaliknya, ia adalah sumber kehancuran dan malapetaka bagi masa depan sebuah generasi. Dan tahukah kamu di mana sebenarnya letak kebahagiaan hakiki itu? 

Simak firman Allah Ta’ala ini:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’d [13]: 28)

Ayat di atas memberikan gambaran tentang di mana sebenarnya letak kebahagiaan hakiki itu. Hati kita akan merasa tentram jika kita senantiasa ingat kepada Allah. Kita harus sadar bahwa manusia hanyalah makhluk ciptaan Allah yang banyak memiliki kekurangan, termasuk kekurangan dalam hal lemahnya kita mengahadapi berbagai permasalahan hidup. Dengan mengingat Allah kita akan sadar bahwa Allah akan selalu di sisi kita, membantu kita dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Tak ada satu pun  masalah yang tak dapat dipecahkan jika Allah sudah berkenan memberikan jalan keluarnya.

Permasalahannya adalah, kita akan sulit untuk senantiasa mengingat Allah jika kita jauh dariNya. Lalu bagaimana cara mendekati Allah? Tentu tidak sembarangan. Untuk bisa bertemu dengan presiden saja kita pasti disuguhi seperangkat aturan yang harus kita taati. Entah itu bajunya harus ini dan itu, kapan waktunya, dan lain semacamnya. Apalagi untuk dekat dengan Allah. Allah telah menetapkan seperangkat aturan yang dikemas dalam Dinul Islam yang Dia wahyukan kepada utusanNya, yakni Rasulullah Muhammad saw.

Nah, buat kamu yang udah kadung jadi pengedar or pengguna narkoba, jangan putus asa, pintu taubat insya Allah masih terbuka selama kamu masih hidup. Manfaatkan kesempatan di sisa usiamu untuk bertaubat dan melakukan banyak amal shalih. Jauhi temanmu yang jahat, dekati teman baru yang baik-baik. Ok? So, jika kamu memang ingin dekat denganNya, mau tidak mau kita harus serius ngaji atau mempelajari Dinul Islam dan syariatnya ini serta mengamalkannya, Siapkah dirimu untuk ngaji? Insya Allah siap ya. [Farid Ab]

PACARAN ITU NAFSU, BUKAN CINTA


 Hasil gambar untuk haram pacaran

Temanya pacaran nich !!. Hehehe.. nggak apa-apa lah. Kan banyak juga yang belum tahu. Bagi kamu yang udah tahu jangan bosen. Saya aja nulisnya hampir bosan. Cuma gimana lagi, dakwah memang begitu. Kita seringkali menyangka bahwa apa yang sudah kita sampaikan secara sering akan mudah dipahami orang. Ternyata nggak. Ada yang memang belum pernah baca, ada yang baru tahu dan belum paham. Banyak alasan. Tetapi yang pasti, pembaca gaulislam setiap pekannya bertambah dan banyak yang baru tahu. Selain itu, karena tak semua bisa mengakses website maka edisi cetak ini jadi andalan mereka untuk mendapatkan informasi. Tak mengapa, yang penting ada beda rasanya dalam setiap edisi yang membahas tema sejenis. Tul nggak?

Oh ya, mungkin kamu kaget ya dikatain bahwa pacaran itu nafsu, bukan cinta. Padahal, kalo makan saja nggak nafsu kan jadinya nggak enak makan. Hehehe… beda persoalan, Bro en Sis. Ini soal cinta dan nafsu jelas berbeda. Nafsu umumnya cenderung membuat orang ingin melakukan sesukanya, sementara cinta masih berpikir apakah yang dilakukannya benar atau salah menurut aturan yang berlaku, khususnya ajaran agama kita, Islam. Nah, edisi kita kita bakal bahas seputar cinta, nafsu, dan juga pacaran. Yuk ah, tancap gas!

Saat Jatuh Cinta
Ada sebuah puisi yang pernah diposting seorang anggota milis, jaman saya mengelola milis Majalah Permata antara tahun 2001 hingga 2004. Ini ada penggalan puisinya yang dikirim Astari Sekar Ayu:

Rabbi…/ Aku punya pinta/ Bila suatu saat aku jatuh cinta/ Penuhilah hatiku dengan bilangan cintaMu/ yang tak terbatas/ Biar rasaku
padaMu tetap utuh.

Pernah jatuh cinta? Bagaimana rasanya? Pasti senang dong ya. Enak aja bawaannya. Hidup berasa nikmat banget. Rasanya nggak mantep kalo nggak cerita kepada teman-teman kalo kita sedang jatuh cinta. Biar teman-teman juga merasakan apa yang sedang kita rasakan. Bila perlu, kita cerita kepada siapa saja tentang orang yang sedang kita cintai meski orang yang kita cintai itu tak tahu bahwa dia sedang  kitacintai. Kita begitu percaya diri dan mulai mencari cara untuk mendekatinya.

Cinta emang selalu menyita perhatian kita. Ada di antara kita yang kemudian bahagia dengan cinta, tapi nggak sedikit yang merana karena cinta. Itu sebabnya, wajar juga kalo novelis Mira W pernah menyampaikan: “Kita boleh hidup dengan cinta, tapi jangan mati karena cinta”. Hmm.. boljug neh pernyataannya. Soalnya banyak juga manusia yang terbius cinta (khususnya cinta kepada lawan jenis, harta, dan juga jabatan) hingga lupa segalanya. Sebab, yang ada dalam benaknya hanyalah cinta, cinta, dan cinta.

Hati-hati dengan cinta buta
Cinta buta adalah cinta yang tak mengikuti aturan Islam. Ia bebas berbuat apa saja. Termasuk saat orang yang model begitu tuh jatuh cinta, maka ia akan buta dan gelap mata. Berbuat sesukanya dan mencampakkan norma agama.

Ada beberapa kerusakan akibat cinta buta ini (Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam al-Jawabul Kafi Liman Saala’ Anid Dawaaisy-syafi (edisi terj.) hlm, 242-244: 

Pertama, lupa mengingat Allah. Lebih sibuk mengingat makhlukNya, yakni orang yang dicintainya, misalnya. Jika dia lebih kuat mengingat Allah, insya Allah mengingat makhlukNya jadi terkendali. Tapi jika lebih kuat mengingat makhlukNya, maka mengingat Allah akan dikalahkan.
Kedua, menyiksa hati. Cinta buta, meski adakalanya dinikmati oleh pelakunya, namun sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat.
Ketiga, hatinya tertawan dan terhina. Ya, hatinya akan tertawan dengan orang yang dicintainya. Namun, karena ia mabuk cinta, maka ia tidak merasakan musibah yang menimpa. So, ati-ati deh kalo jatuh cinta. Jangan sampe hati kita tertawan dengannya, hingga lupa segalanya.
Keempat, melupakan agama. Tak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia melebihi orang yang sedang dirundung cinta buta. Ia menyia-nyiakan maslahat agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalo ada teman kita ketika jatuh cinta tuh sampe nggak sholat, nggak sekolah, dan nggak belajar, karena cuma mikirin dia, maka itu udah dibilang cinta buta. Jadi, kita kudu ingatkan supaya jangan keterusan.
Kelima, mengundang bahaya. Bahaya-bahaya dunia dan akhirat lebih cepat menimpa kepada orang yang dirundung cinta buta melebihi kecepatan api membakar kayu kering. Ketika hati berdekatan dengan orang yang dicintainya secara buta itu, ia akan menjauh dari Allah. Jika hati jauh dari Allah, semua jenis marabahaya akan mengancamnya dari segala sisi karena setan menguasainya. Jika setan telah menguasainya, maka mana ada musuh yang senang lawannya senang? Semua musuh ingin musuhnya dalam bahaya. Duh, jangan sampe kejadian. Cukup fakta-fakta soal perzinahan dan penularan penyakit seksual itu menjadi perhatian bagi kita untuk nggak melakukan hal yang sama. Naudzubillahi min dzalik.
Keenam, setan akan menguasai. Jika kekuatan setan menguasai seseorang, ia akan merusak akalnya dan memberikan rasa waswas. Bahkan, mungkin tak ada bedanya dengan orgil alias orang gila. Mereka nggak menggunakan akalnya secara layak. Padahal yang paling berharga bagi manusia adalah akalnya yang membedakan ia dengan binatang. So, nggak heran dong kalo banyak yang kejerumus berbuat maksiat karena mikirnya instan banget. Cuma kepikiran enak aja menurut hawa nafsunya. Nggak mikir jauh ke depan: soal dosa dan akibat dosa tersebut.
Ketujuh, mengurangi kepekaan. Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi kepekaannya, baik indera suriya (konkret) maupun indera maknawi (abstrak). Kerusakan indera maknawi mengikuti rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain, seperti mata, lisan, telinga, juga turut rusak. Artinya, ia akan melihat yang buruk pada diri orang yang dicintainya secara buta itu sebagai sebuah kebaikan dan juga sebaliknya.

Tetap iffah selama jatuh cinta
Menurut Hamka, “Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis sedu sedan. Tetapi cinta menghidupkan penghargaan, menguatkan hati dalam perjuangan, menempuh onak dan duri penghidupan.”

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, ada persoalan besar yang harus diperhatikan oleh orang yang cerdas, yaitu bahwa puncak kesempurnaan, kenikmatan, kesenangan, dan kebahagiaan yang ada dalam hati dan ruh tergantung pada dua hal. 

Pertama, karena kesempurnaan dan keindahan sesuatu yang dicintai, dalam hal ini hanya ada Allah, karenanya hanya Allah yang paling utama dicintai. 
Kedua, puncak kesempurnaan cinta itu sendiri, artinya derajat cinta itu yang mencapai puncak kesempurnaan dan kesungguhan (al-Jawabul Kafi Liman Saala’ Anid Dawaaisy-syafi (edisi terj.) hlm, 255).

Lebih lanjut Ibnu Qayyim menjelaskan, “Semua orang yang berakal sehat menyadari bahwa kenikmatan dan kelezatan yang diperoleh dari sesuatu yang dicintai, bergantung kepada kekuatan dorongan cintanya. Jika dorongan cintanya sangat kuat, kenikmatan yang diperoleh ketika mendapatkan yang dicintainya tersebut lebih sempurna.”

So, meski kita merasa hidup lebih indah ketika jatuh cinta tapi bukan berarti bebas melakukan apa saja atas nama cinta. Insya Allah saya cukup mengerti dengan kondisi temen-temen remaja. Di usia yang pubertas ini, apalagi ditambah dengan bombardir informasi di media massa yang ternyata lebih banyak menyesatkan ini, akhirnya nggak sedikit yang awalnya berkomitmen untuk tidak mengekspresikan cinta lewat pacaran, tapi ternyata rontok digerus arus informasi dan kehidupan yang rusak. Sebab pernah ada juga teman kita yang berkirim e-mail ke saya bahwa ia awalnya termasuk kuat, bahkan dari kalangan keluarga yang taat beragama, dan punya prinsip nggak akan pacaran sebelum nikah.

But, apa daya, prinsip tersebut akhirnya hilang disapu gemuruh hawa nafsu. Meski tidak sampe kepada perzinahan (setidaknya menurut pengakuannya di e-mail tersebut), tapi dia merasa harus taubat. Alhamdulillah, sikap kawan kita ini patut diteladani. Ngaku salah dan mau memperbaiki diri. Itu sebabnya nih, buat anak cewek, jangan tergoda rayuan cowok. Cuma anehnya meski banyak diwanti-wanti, tetep aja cewek banyak yang tertipu dengan kelihaian rayuan anak cowok. Walah, itu sih cowoknya emang buaya, dan ceweknya ternyata penyayang binatang. Waaah… jadi klop dong?
Jadi, tetep jaga diri, jaga pikiran, dan jaga perasaan ketika jatuh cinta. Jangan nekat mengekspresikannya di jalur yang salah seperti pacaran dan seks bebas. Tetep iffah (jaga kesucian diri) ya. So, kudu ati-ati banget.

Yuk, kita mulai lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Jangan terus main-main dalam masalah seserius ini. Kalo pun kita belum mampu untuk menikah, jangan nekat menikah. Karena pernikahan bukan urusan main-main. Oya, kita pun harus rela untuk membuang jauh-jauh pikiran murah dan murahan tentang “pacaran”. Karena pacaran sebatas penyaluran nafsu belaka, bukan cinta. Bener lho. Soalnya kalo emang cinta nggak bakal memilih pacaran. Pacaran itu maksiat. Jadi, jaga diri hingga saatnya siap untuk menikah.

Bro en Sis..., ada baiknya sosialisasi tentang kesucian pernikahan kepada para remaja muslim rasa-rasanya perlu digiatkan terus. Jangan sampe kalah dengan sosialisasi pacaran yang sudah berani melanggar batasan norma masyarakat, dan juga ajaran agama.Ya..., tugas kita adalah belajar Islam dengan benar, memahaminya, dan mengamalkannya dengan berdakwah kepada teman yang lain. Sehingga rahmat Islam tersebar makin luas. Insya Allah [O Solichin]