Kamu tahu kan
remaja masjid itu apa? Bukan remaja yang nongkrongin di masjid sambil jagain
beduk lho. Yup, remaja masjid adalah sekelompok pemuda/pemudi yang melakukan
aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Walaupun tidak menutup
kemungkinan di suatu daerah ada juga anggota remaja masjid yang berumur 35
tahun atau lebih (nggak tahu deh, di tempat lain mungkin ada yang udah
kakek-kakek hehehe..).
Mungkin hal itu terjadi karena
ngak adanya kaderisasi, padahal definisi remaja itu sendiri adalah masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
sampai 21 tahun sedangkan kalo ditafsirkan dari bahasa inggris “teenager” yakni
manusia usia 13-19 tahun. Wah kalo gitu umur gue udah kedaluarsa dong buat jadi
remaja masjid! (mungkin gue tepatnya jadi engkong masjid kali ye!). Ah, nggak
apa-apa deh, biarpun gitu gue tetep imut kok hehehe.. (narsis mode on). Sss..
jangan ribut ya.. maksudnya imut itu adalah item mutlak! Dan mutlak itu akronim
dari “muda, tampan, dan berakhlak!” hahahaha.. (narsis lagi deh gue).
BTW, sebagian dari kamu mungkin
berpikir bahwa remaja masjid adalah suatu kumpulan orang-orang monoton, yang
kerjanya duduk, dengerin ceramah, pulang, sikat gigi, cuci kaki, terus tidur.
Padahal nggak gitu juga deh. Kita juga bisa bikin kegiatan organisasi remaja
masjid ini menjadi lebih menarik lho. Nggak percaya? Silakan dijajal!
Bro en Sis, bukankah menarik
atau tidaknya setiap organisasi itu tergantung dari bagaimana keragaman
aktivitas yang ada di dalamnya? So, menjadi remaja masjid itu bisa menarik,
bisa nggak. Banyak kok alternatif yang membuat kegiatan remaja masjid menjadi
menarik. Contohnya nih, selain kumpul-kumpul di masjid dan menimba ilmu agama
kegiatan ini juga mengajarkan kita bagaimana berorganisasi, dan sarana untuk
berbagi pengetahuan antar sesama aktivis. Misalnya aja ada temen kamu yang
pinter nulis, pinter bikin web atau keterampilan khusus lainnya di sinilah kamu
bisa manfaatin kegiatan kumpul-kumpul itu buat mempelajari keterampilannya.
Nah, hal itu selain bermanfaat buat kamu, juga bisa memancing minat temen-temen
kamu yang lain untuk bergabung sama kamu dan kawan-kawan. Iya nggak sih?
Kudu gaul!
Eits.. nanti dulu! Jangan
mentang-mentang gue nulis bahwa jadi remaja masjid kudu gaul, terus kamu
siap-siap deh menghiasi seluruh badan kamu pake tato apalagi tatonya itu tato
batik, dengan dalih memperkenalkan seni membatik dari Indonesia ke luar negeri
atau malah tato polkadot warna putih, entar malah disebut panu. Pengertian gaul
disini ya harus secara syar’i en nggak boleh melanggar kaidah-kaidah keislaman.
Inget, gaul itu nggak selalu identik dengan sesuatu yang negatif kok.
Bro, gaul di sini artinya adalah
berwawasan luas, supel, dan mengerti teknologi yang ada saat ini. Berwawasan
luas, artinya kamu harus tahu bagaimana perkembangan dakwah islam dan
problematika yang dialami umat islam saat ini, serta penyelesaiannya.
Terus, selain kudu gaul, kamu
juga harus supel. Bener nih. Jangan sampe deh kamu yang ngakunya sebagai remaja
masjid hanya mau ngobrol dan main antar sesama aktivis remaja masjid aja, terus
kamu mengisolasi diri kamu dari orang-orang sekitar. Nggak lah. Seorang remaja
masjid itu kudu mudah bergaul alias supel karena dengan menjadi supel kamu
dapat lebih banyak bergaul dan mengajak teman-teman kamu yang lain untuk
bergabung menjadi anggota remaja masjid. Kamu kudu inget bahwa dirimu
bertanggung jawab untuk berdakwah di lingkunganmu dan dakwah adalah interaksi. So,
kalo kamu menutup diri dari orang lain dan merasa cukup bergaul di situ-situ
aja, kapan bisa dakwahnya Brur?
Sobat muda muslim, sebagai
remaja masjid, setidaknya kamu juga kudu ngerti teknologi. Gimana juga,
setiap pemuda Islam baik itu remaja masjid atau bukan haruslah mengerti
teknologi yang ada saat ini, misalnya mengetahui cara membuat website or blog,
cara bikin e-mail, punya blog, kenal dengan situs jejaring sosial macam
facebook dan friendster, dan sejeninsya lah. Tapi, kudu inget bahwa jangan
mentang-mentang kamu udah bisa buat semua itu langsung deh kamu manfaatin buat
kegiatan yang nggak produktif seperto cari pacar, amin gim atau sekadar obral
obrol di situs jejaring sosial. Nggak lah. Gaul
tentang teknologi yang tadi gue sebutin itu, adalah untuk mendukung aktivitas
dakwah. Masih mending kalo buat cari duit sih nggak masalah. Ya, yang
terpenting sih kamu harus bisa manfaatin itu semua sebagai sarana dakwah dong!
Semangat berdakwah dong…
Jangan mentang-mentang kamu
masih muda terus kamu kehilangan tanggung jawab untuk mengemban dakwah. Nggak
lah. Kita kudu mengerti lho bahwa mendakwahkan Islam kepada setiap umat manusia
adalah kewajiban yang dibebankan oleh Allah Swt. bagi kita semua (baik tua,
muda, pria, dan wanita). Juga nih, jangan minder untuk mendakwahkan Islam.
Misalnya, jangan sampe deh kamu selalu berpikir bahwa yang boleh dakwah itu
harus pak ustadz dan pak kiyai aja. Nggak banget. Kamu tahu kan imam syafi’I, seorang ulama terkenal
pembangun mazhab syafi’i beliau pada usia 18 tahun sudah mulai mengajar di
Masjidil Haram dan berhasil membuat para jamaah haji menjadi terkagum-kagum
dengan ilmunya. Jadi urusan umur itu bukan alasan yang tepat untuk nggak
berdakwah.
Bro en Sis, sebagai aktivis
dakwah di lingkungan kamu sendiri khususnya di kalangan remaja lainnya paling
nggak kamu tuh kudu RMS. Hah, nggak salah nulis singkatan nih? Apa tuh RMS?
Yup, RMS tuh Religius Modern ‘N Smart. Swit Swiw.. gue gitu lho! Hehehe…
Biar termasuk golongan remaja
religius, paling nggak kita bisa percaya diri karena udah disebut dalam
al-Quran sebagaimana firman Allah Swt. (yang artinya):
“kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah ( QS al-Imran
[3]: 110).
Nah, sebagai seorang muslim,
remaja masjid dan aktivis dakwah tentunya kamu kudu beriman dan bertakwa—baik
dalam perkataan maupun perbuatan, jangan cuma jadi formalitas doang. Nggak seru
dong kalo sampe aktif sebagai remaja masjid tapi hot juga maksiatnya. Ke masjid
semangat, ke tempat dugem getol. Nggak deh! Kalo sampe kayak gitu sih bakal
malu-maluin diri kamu sendiri. So, pastiin kamu adalah umat yang
terbaik! Ok?
Sobat muda muslim, selain
religius kamu paling nggak kudu gaul ngikutin jaman deh. Yup, modern. Sebagai
seorang remaja kamu pasti nggak mau kan
dibilang ketinggalan zaman, alias nggak modern? But, kudu inget maksud
modern di sini tuh bukan modern yang cuma ikut-ikutan aja—misalnya ada temen
kamu yang bertingkah nggak sesuai dengan kaidah keislaman, terus kamu kasih
tahu dia, eh dia malah bilang “ah dasar kamu nggak modern”. Parahnya kamu
tergoda karena nggak tahan disebut nggak modern, hingga akhirnya kamu ngikutin
dia deh. Wah itu sih bukannya modern tapi lebih ke arah plagiat atau jadi
generasi pembebek untuk hal yang nggak bener. Ati-ati ye!
Bro en Sis, seorang muslim itu
harus modern karena kitab suci kita al-Quran adalah kitab yang sesuai sampai
akhir zaman. Lengkap dari mulai aturan kenegaraan alias politik sampai dengan
hukum waris dan semua hukumnya dapat memenuhi naluri manusia. Nggak kayak
kitab-kitab sebelumnya, malah tentang kemodernan al-Quran ini juga diakui oleh
konferensi Montreal
sebagai sumber pokok dari sumber-sumber hukum internasional modern. Wuih,
gimana nggak bangga tuh kita sebagai umat Islam? Pokoknya kamu harus yakin kalo
kita bertindak sesuai dengan tuntunan al-Quran maka kita akan menjadi umat yang
modern, dan beradab. Yakin itu. Insya Allah banget lah!
Terus, selain religius dan
modern, remaja masjid kudu juga “smart” lho. Ya iyalah, kita tuh orang muslim
dan kita dituntut untuk menjadi orang yang smart alias cerdas sesuai dengan
hadits Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw.:
“Apabila Allah menginginkan
kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama.
Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR Bukhari).
Yup, menuntut ilmu dan belajar
tuh diwajibkan lho dalam ajaran Islam, sehingga pada masa kekhalifahan generasi
Islam telah menghasilkan banyak ilmuwan, baik dalam ilmu agama maupun dunia.
Nah, karena begitu pentingnya pendidikan dalam Islam, ketika zaman kekhalifahan
biaya pendidikan tuh gratis, nggak kayak sekarang ini ketika zaman telah
dikendalikan oleh sistem kapitalis. Semua diukur dengan duit, dan dibatasi
akses untuk dapetin pendidikan, juga dengan duit. Kacau kan ?
Remaja masjid mandiri
Bro en Sis, dalam organisasi tuh
pasti kan ada
beberapa masalah. Mungkin kebanyakan kamu pernah juga ngerasain gimana sih kaum
tua yang terkadang mengekang kita dalam setiap aktivitas termasuk turut campur
dalam kegiatan remaja masjid ini. Misalnya aja ketika kamu bersama beberapa
aktivis lain mengusulkan proposal jalan-jalan ke suatu daerah buat ngilangin
kejenuhan yang ada sekaligus mempererat tali silaturahmi antar aktivis, tapi
dengan entengnya “para tetua” itu bilang “Ah ngapain sih pake jalan-jalan
mendingan buat inilah, itulah” mungkin kamu akan bete, atau ketika kamu
bikin buletin yang mau kamu tempelin di mading masjid eh malah ditutupin sama
selebaran jumlah sumbangan masjid bulan itu (lebih nyeseknya tuh buletin yang
kamu tempel belum berumur satu hari). Lebih betenya lagi orang yang nempelin
bilang buletin kamu itu nggak penting, padahal kamu bikin buletin itu
mati-matian.
Bisa juga ‘pengekangan’ itu
ketika semua rencana acara yang kamu ajuin selalu ditolak sama DKM (bete mode
on!). Kalo kasusnya seperti itu sebagai remaja kamu harus belajar dong untuk
berdiplomasi dengan para sesepuh dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan
kamu itu positif dan juga ada manfaatnya. Terus kamu harus bisa mastiin ke
mereka bahwa kamu adalah remaja masjid yang mandiri. Juga, bisa aja ketika
buletin kamu ditutup sama selebaran lain cobalah kamu cari alternatif lain
dengan membuat mading pribadi khusus remaja. Jangan langsung pundung
bin mutung, terus bubar jalan deh. Nggak lah ya. Jadi intinya, apapun
yang terjadi kamu harus siap menghadapinya dan jangan terlalu bergantung pada
DKM sepenuhnya—apalagi untuk urusan anggaran dana, cobalah kamu sekreatif
mungkin dalam menjalankan organisasi kamu.
0 Comments:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan baik dan bijaksana
Dilarang membuat spam di blog ini
Mohon maaf bila ada komentar yang belum dijawab/dibalas