Setiap manusia bisa marah. Tapi, jangan ampe terus dipelihara tuh. Selain emosi jadi nggak terkendali, marah bisa bikin kesehatan terganggu. Nah, lho.
Ada di antara kamu yang nggak pernah marah? Kayaknya nggak ada seorang pun yang belum pernah marah. Entah karena uangnya hilang, keinginannya tak dikabulkan sama ortu, digangguin sama adiknya, lihat kemaksiatan ada depan mata, dan karena alasan lainnya.
Gaya marah juga banyak macemnye, mulai dari muka merah mata melotot, kata-kata keras dan kasar meluncur dari mulut sampai piring terbang ke mana-mana. Yap, marah memang bagian dari emosi manusia, yang merupakan perwujudan naluri untuk mempertahankan diri. Tapi tidak berarti kita boleh marah-marah semaunya dan mengharapkan permakluman dari orang lain kalau kita lagi naik darah. Kalau urusan bisnis ada manajemennya, maka marah pun ada manajemennya. Jadi kita marahnya benar dan terarah. Nah, kali ini kita akan kenali marah lebih dekat dan bagaimana cara mengelolanya. Oke?
Kalo kita lagi marah
Apa sih sebenarnya marah itu? Bagaimana pula kita bisa marah? Kali aja kamu pernah bertanya-tanya seperti itu. Gini nih penjelasannya. Marah merupakan salah satu bagian dari aspek emosional manusia yang merupakan reaksi atas hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya, seperti adanya ancaman, konflik ataupun ketidakadilan.
Kondisi emosional ini mempengaruhi kondisi fisiologis manusia, misalnya meningkatnya hormon adrenalin dan cortisol. Perubahan hormon ini nantinya akan mempengaruhi penampakan fisik. Selain itu ada beberapa kondisi yang mempermudah bangkitnya emosi, di antaranya adalah badan lemah, sedang dalam keadaan kelaparan atau sakit. Bisa juga karena ada perubahan hormonal, adanya infeksi penyakit kelamin atau menopause. Nah, jadi pemicu marah banyak sekali ya. Kamu mesti hati-hati lho dalam ngadepin orang yang lagi temenan sama si “Angry” ini.
Kalo kita lagi marah, maka marah tadi membangkitkan stimulus listrik pada hipothalamus, yang akan menaikkan kadaradrenalin dalam darah. Orang yang lagi marah, nafasnya akan berat dan dalam. Denyut jantung meningkat, bahkan bisa terjadi gangguan jantung. Terangsangnya saraf simpatik akan menyebabkan bertambahnya aliran darah dari kulit, hati, dan lambung ke jantung, sistem syaraf pusat dan juga pada otot tubuh. Nafas menjadi dalam dan berat. Jantung berdebar-debar lebih cepat. Tekanan darah makin meningkat. Hormon cortisol meningkat yang akan menekan sistem imun dalam tubuh. Sistem pencernaan akan terganggu. Limpa akan berkontraksi dan membongkar timbunan darahnya.
Orang yang lagi marah dapat dikenali dengan melihat penampakan fisiknya. So, kalian mesti hati-hati deh kalo bertemu dengan orang yang kondisinya seperti berikut. Catat baik-baik ya! Orang yang lagi marah seperti ini nih:? mata lebih lebar, memerah, bicaranya keras bin teriak-teriak, gerak lebih cepat dan lebih kuat. Nah kalau ketemu dengan yang beginian, segera cabut and undur diri.
Bahayanya marah
Meskipun marah merupakan reaksi fitrah manusia, namun tidak berarti marah itu aman-aman saja. Memang sih marah ada manfaatnya juga. Marah dapat menjadi alat untuk mempertahankan diri karena pada saat itu tubuh bisa memberikan respon maksimal, dengan kekuatan fisik maksimal pula. Nah, ini kadang-kadang diperlukan untuk membela diri terhadap ancaman. Dengan kekuatan yang oke orang jahat bisa dihalau. Tapi tentu saja marahnya harus pada hal-hal yang dibenarkan menurut syariat, sehingga tidak salah arah.? Selain itu, marah juga memberikan kesempatan untuk melepaskan ketegangan pada tubuh atau dekompresi. Makanya, penting untuk mengungkapkan rasa marah dan jangan memendam kemarahan. Tentu saja mengungkapkannya dengan cara yang benar.
Namun banyak juga bahaya yang mengintai dibalik sifat marah. Seorang yang pemarah punya risiko untuk menderita penyakit jantung 5 kali lebih tinggi dari pada yang bukan pemarah. Pada orang yang pemarah, akan dihasilkan satu substansi yaitu C-reaktif protein yang tinggi, yang akan memicu terjadinya gangguan kardio vaskuler dan stroke. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa lima puluh persen serangan jantung terjadi pada seseorang yang pemarah meskipun tidak ada faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung padanya. Wah…wah.. bahaya nih.
Dan untuk orang yang suka memendam amarah, mempunyai resiko lebih besar untuk terkena gangguan jantung daripada orang yang suka mengungkapkan amarahnya.? Dengan mengungkapkan kemarahan, maka tekanan di dalam tubuh akan berkurang, dan itu memberikan pengaruh positif kepada fisiologi tubuh.
Itu baru dari satu sisi. Pada sisi lainnya, marah bisa membuat seseorang kehilangan kontrol dirinya. Kata-kata kotor bisa berhamburan dari mulutnya. Tangan dan kaki bisa ikut aktif mencari sasaran apa saja yang ada di dekatnya. Semua kena, termasuk kucing yang lagi lewat pun bisa-bisa dapat kiriman. Tentu saja banyak yang jadinya nggak simpatik dengan si-empunya sifat ini. Temen-temen pada takut untuk ngobrol, ngeri bila dapat kiriman luncuran kata-kata pedas dan paket hantaman keras. Nah, kalo udah begitu, pasti dijauhi temen, silaturahmi bisa rusak lantaran marah, teman hilang, musuh berbilang. Wah repot sekali.
Kiat sehat kelola marah
Allah Swt. menganugerahkan rasa marah guna mengekspresikan perasaan hati.? Namun marah ini bisa jadi media efektif setan untuk mengganggu manusia. Makanya setan nggak suka dengan orang yang bisa menahan marah. “Bukanlah orang yang kuat itu orang yang menang dalam pertandingan gulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan marahnya”, begitu sabda Nabi saw. Jadi sobat muda, amat penting bagi kita untuk bisa mengendalikan rasa marah. Karena ternyata yang bisa kena getah marah bukan cuma diri sendiri, tapi juga orang lain. Jahat banget tuh.
Lantas bagaimana caranya mengelola marah? Marah harus dikendalikan dengan sabar, diam dan menenangkan diri sebagaimana yang dicontohkan Rasul. Tuntunan Nabi SAW., kalau marah saat berdiri, segeralah duduk. Kalau marah saat duduk segera berbaring.? Tarik nafas panjang dengan perlahan beberapa kali. Atau segeralah ambil air wudhu bila marah. Bila ternyata tetap harus berkata-kata, pilihlah kata-kata yang baik dan mendidik, bukan kata-kata hujatan dan penghinaan.
Tidak ada manfaatnya rentetan kata-kata kasar. Karena bibit permusuhan jadi tersebar. Masalah tidak lantas selesai, justru menambah sakit hati orang yang mendengarnya. ? Tunjukkan letak kessalahannya dan berikan alternatif jalan keluarnya. Pilih cara mengungkapkan kemarahan dengan cara yang menyejukkan dan bukan marah yang menyakitkan. Oya jangan lupa, segeralah untuk minta maaf atas kemarahan yang baru saja terjadi. Bacalah istighfar.
Kedalaman pemahaman seseorang tentang agama, akan sangat membantu dalam mengelola marah. Saat marah ia akan teringat kepada Rabbnya. Akalnya akan berpikir, apakah marahnya marah yang benar atau hanya sekadar pelampiasan gharizah baqa’ atau naluri untuk mempertahankan diri semata.
Ada kisah menarik yang berhubungan dengan marah. Suatu ketika Imam Ali ra berhasil membuat? musuh terjengkang. Saat itu Imam Ali sudah menghunus pedangnya untuk membunuh musuhnya. Namun tiba-tiba sang musuh meludahi wajahnya. Imam Ali tidak jadi membunuh musuhnya lalu berlalu begitu saja. Sang musuh heran dan bertanya-tanya, “Wahai Ali, mengapa engkau tidak membunuhku?” Imam Ali kemudian menjawab, “Aku tidak membunuhmu karena aku takut bukan membunuhmu karena Allah, melainkan karena ludahmu yang membuat aku marah”
Subhanallah, demikianlah gambaran seseorang yang bisa mengendalikan amarahnya.? Kesabaran sangat dibutuhkan. Dan kesabaran berbanding lurus dengan tingkat keimanan kita. Nah sobat muda, mari kita kelola marah kita dengan cara yang sehat dan benar sesuai dengan aturan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.[@arum]