Kamis, 26 September 2019

SIKAP KRITIS DALAM MENONTON TELEVISI

Gambar terkait


Televisi sepertinya sudah menjadi kebutuhan pokok. Hampir semua rumah di Indonesia punya televisi. Bagi yang tidak memilikinya pun, bisa menumpang nonton di drmah tetangga atau saudara. Seperti halnya benda yang lain, televisi bisa mendatangkan kebaikan dan keburukan bagi pemirsanya. Semua bisa bergantung pada acara yang ditayangkan di layar kaca tersebut. Secara umum harus kita cermati tentang:

MANFAAT TELEVISI

Paling tidak ada tiga manfaat yang hadir dari tayangan televisi. 
Pertama, manfaat yang bersifat kognitif ini antara lain berita, dialog, wawancara, debat dan sejenisnya. 
Kedua, manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Contohnya acara yang mendorong pada pemirsa memiliki kepekaan sosial, kepedulian antar sesama manusia. 
Ketiga, manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku atau merusak akhlak pada anak.

MUDHARAT TELEVISI

Banyak keburukan yang ditimbulkan oleh televisi, diantaranya:

1. Menyia-nyiakan waktu dan umur. Tak jarang banyak orang kehilangan waktu efektifnya karena menonton siaran televisi yang tidak berguna. Padahal semestinya waktu dan umur itu kita gunakan untuk menambah amal ibadah dan hal-hal yang penting lainnya.
2. Melalaikan tugas dan kewajiban. Menonton televisi dengan acara yang memikat dan menarik sering kali membawa pemirsanya pada kelalaian. Kalau sudah begitu, tugas dan kewajiban bisa terlupakan. Bahkan untuk ke masjid pun enggan dan cenderung mengulur-ulur waktu untuk sholat karena terbius acara televisi yang sayang kalau ditinggalkan.
3. Menumbuhkan sikap hidup konsumtif. Televisi sekarang identik dengan iklan ini mengajari pemirsa untuk berlaku konsumtif. Sekarang perilaku konsumtif ini pun muncul dalam sinetron dan film-film. Tak jarang iklan-iklan yang ada mempertontonkan adegan sesuatu yang tidak layak untuk ditonton.
4. Mengganggu kesehatan. Tidak baik terlalu sering dan terlalu lama terpaku di depan televisi karena bisa mengganggu kesehatan apakah mata, otak atau bagian tubuh lainnya karena kepenatan atau lainnya.
5. Alat transfer kejahatan dan kebejatan moral. Sifat manusia yang suka meniru, cenderung menjadikan tayangan televisi sebagai panutan. Dalam sistem kehidupan yang hedonistis sekuler, acara televisi cenderung membawa nilai-nilai Barat. Tanpa sadar, pemirsanya akan terbawa nilai-nilai tersebut jika tidak punya filter yang kuat. Tayangan sinetron dan film selalu menyertakan adegan kekerasan, pornografi, pornoaksi, dan perilaku menyimpang lainnya.
6. Memutuskan silaturahmi. Dengan kehadiran televisi di hampir setiap rumah tangga, banyak orang tidak lagi merasa membutuhkan teman, kawan, sahabat untuk misalnya; saling berbagi suka dan duka, saling bertukar pikiran dan berbagai keperluan lainnya sebagaimana layaknya hidup dan kehidupan suatu masyarakatyang islami.
7. Mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar murid. Ini terkait dengan habisnya waktu siswa karena kelamaan berada di depan televisi. Makanya, kita perlu bijak dan tepat dalam memperlakukan televisi bagi diri kita sendiri, keluarga maupun anak-anak kita. Jangan sampai kita tersandera oleh tayangan televisi. Pilihlah tayangan yang bermanfaat dan hindari yang mudharat. Jangan lupa lihat isi setiap tayangan. Tayangan televisi bisa menjerumuskan, Waspadalah!

Disisi lain, info atau berita yang ditayangkan oleh televisi, terkadang tidak bersikap independen dalam penyiaran tentang suatu kasus, tapi mengikuti mainstream atau arahan pihak tertentu. Begitu pula dalam kasus-kasus yang lain yang mengatasnamakan Islam, semisal kasus terorisme, mereka membabi buta memberitakan berita itu tanpa ada kekritisan, apakah itu setting pihak tertentu atau rekayasa. Pemirsa televisi digiring untuk membenarkan berita apapun yang ditayangkan oleh televisi. inilah yang disebut dengan penyesatan opini.

Semestinya, umat Islam waspada yang kritis menyikapi berita yang ada di media massa khususnya di televisi. Membandingkannya pada media tandingan yang berkompeten dalam perang opini dan pemikiran, yang lebih valid dan Islami, agar tidak mudah tergiring pada opini dan pemikiran yang menyesatkan. Umat perlu mengikatkan diri pada jamaah-jamaah Islamiyah yang ingin menjayakan Islam tegak di tengah-tengah masyarakat luas tanpa unsur kekerasan. Hendaknya umat senantiasa tercerahkan oleh pemikiran_pemikiran yang Islami dengan landasan akidah Islam yang kuat. Dengan begitu, tidak akan mudah terpedaya oleh propaganda busuk kaum liberal yang berusaha keras untuk menguasai media, meracuni pemikiran, merusak moral diri, remaja keluarga , dan memecah belah ukhuwah Islamiyah diantara kita.[irawan]



0 Comments:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan baik dan bijaksana
Dilarang membuat spam di blog ini
Mohon maaf bila ada komentar yang belum dijawab/dibalas